🔥 Tag Populer 24 Jam

balihindudewasa ayuhari baikbanten

🕒 Pencarian Terakhir

🔍
[menu_topik_slider]
Tayang: Kamis, 21 Agustus 2025 11:26 WITA
Penulis: Orti Bali

ORTIBALI.COM – Hari Raya Saraswati memiliki tempat istimewa dalam hati umat Hindu, terutama bagi pelajar, pendidik, dan para pemerhati ilmu pengetahuan. Hari ini dipercaya sebagai momen ketika ilmu pengetahuan yang suci turun ke bumi, membawa kemakmuran, kemajuan, kedamaian, dan peningkatan peradaban manusia. Perayaan ini dirayakan setiap enam bulan sekali, tepatnya pada Saniscara Umanis Wuku Watugunung, menjadikannya salah satu hari suci yang dinanti dalam kalender Hindu Bali.

Tradisi Perayaan Hari Raya Saraswati

Pagi hari di Hari Raya Saraswati, suasana di sekolah-sekolah Bali sudah ramai. Para siswa sibuk mempersiapkan upacara sembahyang di sekolah, diikuti dengan kunjungan ke pura-pura, seperti Pura Jagatnatha yang menjadi favorit di pusat kota. Buku-buku, lontar, dan alat tulis diletakkan di tempat khusus untuk diupacarai, baik di sekolah, rumah, pura, maupun kantor. Salah satu tradisi unik adalah larangan membaca dan menulis pada hari ini, sebagai bentuk penghormatan terhadap ilmu pengetahuan.

Upacara ini dikenal sebagai Pawedalan Sang Hyang Aji Saraswati, yang dirayakan dengan penuh kekhidmatan oleh pelajar, pendidik, dan para pengabdi ilmu pengetahuan. Pemujaan dilakukan dengan sesajen seperti peras daksina, sesayut Saraswati, rayunan putih kuning, canang, pasepan, tepung tawar, bunga, air suci, dan bija kuning. Prosesi ini melibatkan mantram khusus, seperti “Om, puspa danta ya namah” untuk bunga dan “Om, kung kumara wijaya Om phat” untuk beras kuning, yang menambah kesakralan upacara.

Simbolisme Dewi Saraswati

Dalam mitologi Hindu, Dewi Saraswati adalah permaisuri Dewa Brahma, melambangkan ilmu pengetahuan, kesadaran (widya), dan kesusastraan. Kehadirannya diyakini membawa peradaban dan kebudayaan bagi umat manusia. Dewi Saraswati digambarkan sebagai sosok anggun yang duduk di atas bunga teratai, dengan wahana berupa angsa (hamsa) atau merak. Ia memiliki empat lengan, memegang veena (alat musik), pustaka (kitab), akshamala (tasbih), dan memberikan mudra berkah.

Simbol-simbol ini sarat makna:

  1. Kulit Putih: Melambangkan kemurnian dan kesucian ilmu pengetahuan (vidya).

  2. Pustaka di Tangan Kiri: Mewakili ilmu pengetahuan sekuler (avidya), yang penting untuk kehidupan duniawi, namun harus diimbangi dengan vidya untuk mencapai moksha, seperti dijelaskan dalam Isavasya Upanishad.

  3. Veena: Menandakan seni, musik, budaya, dan keharmonisan antara pikiran, jiwa, dan alam, yang tercermin dalam suara suci AUM.

  4. Akshamala di Tangan Kanan: Menegaskan bahwa ilmu spiritual lebih utama dibandingkan ilmu sekuler, namun tanpa pengamalan yang tulus, ilmu akan sia-sia.

  5. Wajah Cantik Kemerahan: Menggambarkan godaan duniawi (avidya) yang memukau namun dapat menyesatkan.

  6. Angsa (Hamsa): Melambangkan kemampuan memilah yang baik dari yang buruk, seperti angsa yang menyaring air keruh untuk menemukan yang jernih.

  7. Merak: Menunjukkan keindahan dan kecerahan yang tetap terpancar meski berada di lingkungan sederhana.

  8. Bunga Teratai: Simbol kemampuan untuk tetap suci dan berkembang meski berada di lingkungan yang kotor.

Makna Filosofis Hari Raya Saraswati

Hari Raya Saraswati bukan sekadar perayaan ritual, tetapi juga pengingat akan pentingnya ilmu pengetahuan dalam membentuk peradaban. Melalui simbolisme Dewi Saraswati, umat Hindu diajak untuk menghargai ilmu spiritual dan sekuler secara seimbang. Upacara pemujaan terhadap buku dan alat tulis menegaskan bahwa ilmu adalah anugerah suci yang harus dijaga dan dimuliakan.

Perayaan ini juga menjadi momen refleksi bagi pelajar dan pendidik untuk terus mengejar pengetahuan dengan hati yang tulus. Dengan memahami makna Hari Raya Saraswati, umat Hindu diingatkan bahwa ilmu pengetahuan adalah kunci menuju kehidupan yang harmonis, bermartabat, dan selaras dengan alam.

Pemujaan / permohonan Tirtha Saraswati dilakukan mempergunakan bahan-bahan: air, bijamenyan astanggi dan bunga.

  • Ambil setangkai bunga, pujakan : Om, puspa danta ya namah.
  • Sesudahnya dimasukkan kedalam sangku. Ambil menyan astanggi, dengan mantram “Om, agnir, jyotir, Om, dupam samar payami“.
  • Kemudian masukkan ke dalam pedupaan (pasepan).
  • Ambil beras kuning dengan mantram : “Om, kung kumara wijaya Om phat“.
  • Masukkan kedalam sesangku.
  • Setangkai bunga dipegang, memusti dengan anggaranasika

Dan berikut ini merupakan doa yang digunakan untuk melaksanakan pemujaan kepada Sang Hyang Aji Saraswati.

Mantra : 1

Isi Mantra :
Om, Brahma Putri Maha Dewi
Brahmanya Brahma Wandhini
Sareswati Sayajanam
Praja Naya Sareswati
Om, Sareswati Dipata Ya Namah

Terjemahan :
Om Hyang Widhi, Sakti-mu Selaku Maha Dewi Dari Brahma,

Pancaran Pradana Dari Brahma.
Saraswati, Dewi Kemampuan Berpikir,
Saraswati Tiada Tara Kebijaksanaannya
Aum, Dewi Saraswati Hamba Menyembah-mu.

Mantra : 2

Isi Mantra :
Om Sareswati Namastubhyam
Varade Kama Rupini
Siddharambha Karisyami
Siddhir Bhawantu Me Sada

Terjemahan :
Aum, Saraswati Sebagai Pemberi Anugrah,
Dalam Bentuk Yang Didambakan
Semogalah Atas Segala Dharma Yang Hamba Lakukan
Sukses Selalu Atas Karunia-mu.

Demikian informasi tentang rahinan Saraswati yang datang setiap 210 hari atau 6 bulan sekali berdasarkan perhitungan kalender Bali. Sehari setelah melaksanakan Saraswati, umat Hindu melasakanan Banyu Pinaruh atau melukat ke pantai, sumber air atau grya.

***