Apa yang Dimaksud dengan Tumpek Wayang? Siapa yang Dipuja ?
ORTIBALI.COM – Tumpek Wayang datang setiap 6 bulan sekali yakni pertemuan antara Saptawara Saniscara, Tri Wara Kajeng, Panca Wara Kliwon dengan Wuku Wayang.
Saat Tumpek Wayang dilaksanakan pemujaan kepada Sang Hyang Iswara. Saat Tumpek Wayang dilaksanakan juga upacara pada benda seni meliputi gong termasuk wayang.
Lalu, kepercayaan yang juga dipertahankan hingga kini adalah bagi mereka yang lahir tepat saat Tumpek Wayang diharusnya mebayuh sapuh leger.
Hal ini juga tertuang pada lontar Kala Tattwa yang jika tidak dilakukan proses mebayuh sapuh leger maka anak tersebut akan menjadi tetadahan atau santapan bhuta kala.
Terkait sarana untuk melaksanakan Tumpek Wayang menyesuaika dengan desa kala patra dan kemampuan umat.
Namun bisa juga menggunakan pejati, biakaon, tebasan, peras, pengambean atau dapetan.
Lalu menggunakan juga caru pandan wong/pandan berduri serta segehan manca warna.
Sehari sebelumnya yakni pada Sukra (Jumat) Wuku Wayang dilaksanakan rangkaian Tumpek Wayang yang disebut dengan Meseselat.
Sarana yang digunakan adalah pandan berduri atau sejenisnya yang berisi duri yang diletakkan di sanggah, pelinggih dan di gerbang rumah.
Tujuannya untuk melindungi diri dari gangguan atau kekuatan jahat/ negatif. Pada esok harinya, seselat yang sudah dipasang pada hari sebelumnya kemudian dikumpulkan yang kemudian diletakkan di lebuh depan rumah.
Itulah informasi terkait Tumpek Wayang. ***