Begini Penjelasan Tentang Piodalan, Odalan, Pujawali atau Petirtan dalam Hindu Bali
ORTIBALI.COM – Mungkin sudah tidak asing lagi dengan kata odalan, pujawali atau petirtan. Biasanya umat Hindu sering kali menyebutkan hal ini.
Lantas, apa sejatinya makna dari kata tersebut? Apakah ada perbedaannya? Dalam artikel ini dibahas tentang kata odalan, pujawali, piodalan atau petirtan.
Dirangkum dari beragam sumber berikut ini adalah penjelasan singkatnya.
Tentang Odalan hingga Pujawali
Kata odalan yang berasal dari wedal adalah sebuah ritual yang dilaksanakan oleh umat Hindu dalam sebuah pura atau tempat suci. Ritual ini adalah persembahan suci yang dilakukan umat kepada Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa beserta dengan manifestasinya.
Kapan Dilaksanakan Odalan
Terkait hari dilaksanakannya odalan ini tentu menyesuaikan dengan tempatnya. Odalan pada umumnya dilaksanakan setiap 210 hari atau 6 bulan Kalender Bali. Namun beberapa pura ada yang melaksanakannya setahun sekali atau bahkan lebih.
Terbagi Dua Jenis
Odalan pada dasarnya dibagi menjadi dua menurut kesesuaiannya. Seperti Piodalan Alit atau Nyanang dan juga Piodalan Ageng. Jenis pelaksanaan ini ditentukan oleh desa kala patra dan juga pengempon dari masing-masing pura atau tempat suci.
Apa Makna Odalan di Bali
Berasal dari kata Wedalyang bermakna lahir atau keluar. Piodalan atau Odalan ini memiliki arti sebagai peringatan berdirinya sebuah pura atau tempat suci.
Beberapa tempat penyebutan odalan sebagai pujawali, petoyan, petirtan atau piodalan. Biasanya, penggunaan setiap kata tersebut menyesuaikan juga dengan jenis tempat suic atau pura.
Apakah Odalan Wajib Dilaksanakan?
Pada dasarnya, odalan atau pujawali ini wajib dan harus dilaksanakan, yang menjalankannya adalah para pengempon atau penyungsun dari tempat suci atau pura tersebut.
Apa Saja Syarat Pelaksanaan Odalan
Ada tujuh syarat atau Satwika Yadnya suatu piodalan atau Dewa Yadnya dilaksanakan, yakni:
- Sraddha: melaksanakan yadnya dengan penuh keyakinan
- Lascarya: melaksanakan yadnya dengan penuh keikhlasan
- Sastra: melaksanakan yadnya dengan berlandaskan sumber sastra (Sruti, Smrti, Sila, Acara, dan Atmanastuti)
- Daksina: melaksanakan yadnya dengan sarana upacara
- Mantra dan Gita: melaksanakan yadnya dengan melantunkan lagu-lagu suci untuk pemujaan
- Annasewa: melaksanakan yadnya dengan persembahan jamuan makan kepada para tamu yang menghadiri upacara
- Nasmita: melaksanakan yadnya dengan tujuan bukan untuk memamerkan kemewahan dan kekayaan
Itulah penjelasan tentang odalan atau pujawali. ***