Tak Hanya Sugihan Bali dan Jawa, Ini 3 Jenis Sugihan di Bali yang Jadi Rangkaian Galungan
ORTIBALI.COM – Selama ini masyarakat Bali khususnya milenial dan gen z mungkin lebih sering mendengar Sugihan Bali dan Jawa saja.
Sebenarnya sebelum kedua rahina itu, tepatnya pada Buda (Rabu) Pon Wuku Sungsang merupakan rahinan Sugihan Tenten.
Lalu apa saja bedanya dengan dua jenish sugihan yang sudah dikenal?
Sugihan Tenten
Rahinan ini berlangsung pada pada Buda (Rabu) Pon Wuku Sungsang. Ini juga tertuang pada Lontar Sundarigama yakni 3 jenis sugihan.
Sugihan Tenten ini biasanya umat akan melaksanakan pembersihan atau membersihkan sarana hingga tempat suci.
Setelah itu, pada esok harinya Wraspati (Kamis) Wage Wuku Sungsang umat melaksanakan Sugihan Jawa dan disusul pada Sukra (Jumat) Kliwon Wuku Sungsang dilaksanakan Sugihan Bali.
Sugihan Jawa
Rahinan ini merupakan pembersihan Bhuana Agung yang juga sama seperti sugihan tenten dilaksanakan pembersihan pada lingkungan hingga saranan dan tempat suci. Secara Niskala yaitu dengan menghaturkan prayascita pada setiap Pelinggih dan area Pura atau tempat suci. Sementara, Sugihan Bali memiliki makna yaitu menyucikan diri sendiri (Bhuana Alit), yaitu dengan memohon tirta pembersihan atau penglukatan pada Kemulan.
Sugihan Bali
Selain Sugihan Bali dan Sugihan Jawa, ternyata masih ada satu lagi Sugihan yang belakangan memang jarang dilaksanakan oleh masyarakat yakni Sugihan Tenten. Menurut Ida Pandita Mpu jaya Dhaksa Samyoga, dalam Dharma Wacana di kanal Youtube Ong Kara Amerta, Umat Hindu dalam Lontar Sundarigama sejatinya mengenal tiga tahapan Sigihan, yakni Sugihan Tenten yang jatuh pada Buda Pon Sungsang dilanjutkan dengan Sugihan Jawa pada Weraspati Wage Sungsang dan Sugihan Bali pada Sukra Kliwon Sungsang.
Kendati memiliki makna yang berbeda tapi tujuannya tetap sama yakni perbersihan. Disebut sebagai Sugihan Tenten dengan makna ngentenin atau menyadarkan.
Mengingatkan umat manusia bahwa sebelum Kemenangan Dharma tiba Bhuta Tiga akan hadir untuk menggoda umat manusia. Untuk itu, Sugihan Jawa, Sugihan Bali dan Sugihan Tenten, sebaiknya ketiganya dilaksanakan. ***