Penulis: Orti Bali

📷ilustrasi banten ngejot/ guliangkangin.or.i/ Orti Bali
ORTIBALI.COM – Berikut ini merupakan penjelasan singkat tentang Yadnya Sesa dalam ajaran agama Hindu di Bali.
Yadnya Sesa merupakan yadnya yang dilaksanakan setiap hari. Umat Hindu melaksanakannya pada sat pagi hari, siang hari atau senja hari.
Pada pagi hari dilaksanakan Yadnya Sesa usai melakukan aktifitas menanak atau memasak nasi.
[irp]
Ini juga dikenal dengan sebutan ngejot. Jumlah bantennya juga menyesuaikan dengan kebutuhan namun demikian setidaknya 3 hal yang wajib untuk dipersembahkan meliputi halaman merajan, halaman rumah dan penunggu karang atau pintu utama masuk ke rumah.
Banten jotan ini berisi nasi lengkap dengan lauk pauk yang sudah dimasak. Ukurannya juga menyesuaikan dan cendrung kecil.
[irp]
- Untuk aturan di Sanggah Pamerajan ditujukan kepada Sang Bhuta Bucari.
- Aturan di halaman rumah ditujukan kepada Sang kala Bucari.
- Sedangkan di pintu keluar atau lebuh ditujukan kepada Sang Durgha Bucari.
Alat perlengkapan lainnya. yang patut dibawa ialah, air dan dupa harum.
Waktu penyelenggaraan segehan yang akan dihaturkan, terlebih dahulu harus dituangkan (disuguhkan) air sedikit.
Lalu dengan perantaraan asap dupa harum segehan itu dipersilakan (dihayapkan) untuk mohon keselamatan, kernudian barulah segehan itu masing-masing 1 porsi (tanding) diletakkan di tempat haturan.
[irp]
Sedangkan untuk yang melakukannya saat Sandhya Kala, haturan itu ditujukan kepada Sang Bhuta Kala dan Durga Bucari natar sanggah dan pintu keluar pekarangan.
Adapun doa atau mantra yang dinakan sebagai berikut ini:
- Di natar sanggah : Ratu Sang Bhuta Bucari, manusanira angaturaken segehan.
- Di natar rumah : Ratu Sang Kala Bucari, manusanira angaturaken segahan.
- Di muka pintu keluar pekarangan : Ratu Sang Durgha Bucari manusanira angaturaken segehan.
Sebagai tambahan, dalam melaksanakan Yadnya Sesa haruslah didasari dengan pikiran suci, bersih dan ikhlas.
***